Tokyo, 1 April 2025 – Dunia animasi Jepang tengah dihebohkan oleh perdebatan sengit mengenai penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam proses kreatif. Studio Ghibli, yang dikenal dengan karya-karya animasi tangan berkualitas tinggi, dikabarkan mulai mengintegrasikan teknologi AI dalam beberapa proyek terbarunya. Langkah ini menuai reaksi keras dari para profesional industri, termasuk sutradara dan animator serial populer ‘One Piece’.
Eiichiro Oda, kreator dan sutradara ‘One Piece’, menyatakan keprihatinannya terhadap tren ini. “Animasi adalah ekspresi seni yang mencerminkan jiwa dan emosi manusia. Menggantikan proses kreatif dengan AI dapat menghilangkan esensi tersebut,” ujarnya dalam sebuah wawancara eksklusif. Oda menambahkan bahwa penggunaan AI berpotensi mereduksi nilai artistik yang selama ini menjadi ciri khas animasi Jepang.
Sementara itu, Masashi Kishimoto, animator senior yang juga terlibat dalam produksi ‘One Piece’, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dampak AI pada lapangan pekerjaan di industri animasi. “Banyak animator muda yang tengah berjuang membangun karier mereka. Jika AI mengambil alih sebagian besar proses produksi, kesempatan bagi mereka akan semakin terbatas,” katanya.
Di sisi lain, perwakilan Studio Ghibli menjelaskan bahwa penerapan AI dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi tanpa mengorbankan kualitas. Mereka menegaskan bahwa teknologi ini digunakan sebagai alat bantu, bukan pengganti kreativitas manusia. “Kami memahami kekhawatiran yang muncul, namun kami percaya bahwa kolaborasi antara manusia dan teknologi dapat menciptakan hasil yang lebih baik,” ujar juru bicara Studio Ghibli.
Kontroversi ini memicu diskusi luas di kalangan penggemar dan praktisi animasi mengenai batasan etika dan artistik dalam penggunaan AI. Banyak yang berharap agar inovasi teknologi dapat diterapkan tanpa mengesampingkan nilai-nilai seni tradisional yang telah lama menjadi identitas animasi Jepang.