SR

update film anime terbaru sub indonesia dan komik sub indo lengkap

Kata-Kata Anime yang Tak Pantas Digunakan di Tempat Kerja: Jangan Sampai Salah Ucap!

Tokyo – Budaya pop Jepang, terutama anime, telah menjangkau berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia kerja. Banyak penggemar yang terbiasa menonton atau meniru dialog anime dalam kehidupan sehari-hari. Namun, sejumlah istilah khas anime ternyata bisa menimbulkan kesalahpahaman, bahkan dianggap tidak profesional jika diucapkan di lingkungan kantor atau tempat kerja formal.

Fenomena ini semakin disorot seiring meningkatnya generasi muda yang tumbuh bersama anime dan kini mulai memasuki dunia profesional. Beberapa perusahaan di Jepang bahkan telah memberi pelatihan khusus etika komunikasi untuk karyawan baru agar membedakan bahasa kasual anime dan bahasa kerja yang sopan.

Berikut beberapa contoh kata atau ekspresi dari anime yang sebaiknya dihindari dalam lingkungan kerja—baik di Jepang maupun di kantor bernuansa profesional secara umum:


1. “Ore wa” (俺は) – Cara Sombong Menyebut “Saya”

Dalam banyak anime aksi, tokoh utama kerap memperkenalkan diri dengan kata “ore wa” yang berarti “saya” dalam nada maskulin dan dominan. Meskipun terdengar keren, penggunaan kata ini di tempat kerja dianggap kasar dan tidak sopan, terutama jika digunakan kepada atasan atau rekan senior.

Alternatif profesional: “Watashi wa” (私 は) – netral dan sopan, cocok untuk situasi formal.


2. “Temee” (てめえ) – Sapaan Kasar yang Harus Dihindari

Kata ini sering muncul dalam pertengkaran antar karakter anime sebagai bentuk penghinaan kepada lawan bicara. Artinya kira-kira “kamu,” tetapi dengan nada penuh kebencian dan provokatif. Mengucapkannya di kantor bisa langsung dianggap sebagai bentuk pelecehan verbal.

Alternatif profesional: “Anata” (あなた) atau langsung gunakan nama lawan bicara dengan sapaan sopan.


3. “Urusai!” (うるさい) – Jangan Sekali-Kali Berteriak Ini ke Rekan Kerja

Biasa diterjemahkan sebagai “berisik!” atau “diam!”, kata ini muncul dalam adegan komedi atau konflik antar karakter anime. Meski umum dalam genre shounen, mengucapkannya di ruang kerja bisa dianggap tidak menghargai orang lain.

Alternatif profesional: “Maaf, boleh bicara sebentar nanti?” – dengan nada tenang dan sopan.


4. “Yamero!” (やめろ) – Teriakan yang Kurang Beretika di Dunia Nyata

Sering dipakai dalam momen dramatis untuk menghentikan tindakan orang lain, namun kata ini terdengar terlalu langsung dan agresif di dunia kerja. Dalam budaya Jepang, nada keras di ruang kerja sangat tidak disarankan.

Alternatif profesional: “Sumimasen, bisa kita diskusikan lagi?” – lebih sopan dan diplomatis.


5. “Baka” (バカ) – Kata ‘Bodoh’ yang Bisa Berakibat Fatal

Meski sering muncul dalam anime sebagai bumbu komedi, “baka” tetaplah kata yang merendahkan. Di lingkungan profesional, menyebut orang lain bodoh—dalam bentuk apa pun—bisa berdampak serius, dari teguran hingga sanksi etika.

Alternatif profesional: Hindari sepenuhnya. Kritik disampaikan dengan argumen, bukan ejekan.


Antara Hiburan dan Profesionalisme

Menurut Prof. Kaori Tanaka, pakar komunikasi lintas budaya di Universitas Waseda, penggunaan kata-kata dari anime di tempat kerja mencerminkan kurangnya pemahaman terhadap konteks sosial.

“Anime adalah karya fiksi dengan dinamika dramatis. Bahasanya sering dilebih-lebihkan. Jika diterapkan di dunia nyata, apalagi kantor, itu bisa disalahartikan sebagai agresif, tidak sopan, bahkan melecehkan,” ujarnya dalam wawancara dengan NHK Culture Talk.

Di sisi lain, Tanaka juga menyarankan perusahaan untuk tidak langsung menghakimi karyawan muda yang tanpa sengaja menggunakan istilah anime. “Yang penting adalah edukasi, bukan sekadar teguran,” tambahnya.

Share: Facebook Twitter Linkedin
Tinggalkan Balasan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *