Tidak semua anime langsung bikin jatuh cinta di pandangan pertama. Ada yang terasa biasa aja, bahkan membosankan, saat pertama kali ditonton. Tapi, anehnya, saat kita beri kesempatan kedua—entah karena iseng, nostalgia, atau saran teman—anime itu justru terasa jauh lebih dalam, lebih seru, dan kadang bikin mikir, “Kok dulu gue bisa nggak suka, ya?”
Berikut ini adalah lima anime underrated yang sering dianggap “B aja” di awal, tapi ternyata menyimpan kualitas luar biasa kalau kita mau nonton ulang dengan perspektif berbeda.
1. Ergo Proxy
🌀 Dikira: Terlalu lambat dan membingungkan
🌌 Ternyata: Filosofis, gelap, dan visioner
Ketika pertama kali tayang, banyak orang menyerah di episode awal karena pacing-nya pelan dan narasinya berat. Tapi jika ditonton ulang—dengan mindset terbuka—Ergo Proxy menawarkan dunia post-apocalyptic yang gelap dan dipenuhi pertanyaan eksistensial. Animasi bergaya cyberpunk-nya tetap stylish hingga sekarang, dan soundtrack-nya underrated banget.
Cocok buat kamu yang suka Ghost in the Shell atau Blade Runner vibes.
2. Zankyou no Terror (Terror in Resonance)
💣 Dikira: Plotnya terlalu datar
🕊️ Ternyata: Penuh makna dan emosi tersembunyi
Awalnya, banyak yang merasa anime ini terlalu “tenang” untuk ukuran cerita terorisme. Tapi kalau ditonton ulang, terutama sambil memperhatikan relasi antarkarakter dan simbolisme visualnya, kamu akan menyadari ini adalah cerita tragis yang mengangkat luka sejarah, identitas, dan ketidakadilan. Dan tentu saja, soundtrack karya Yoko Kanno selalu jadi bonus besar.
Nonton ulang = makin peka sama lapisan emosionalnya.
3. Tsuritama
🎣 Dikira: Anime memancing yang absurd
🌈 Ternyata: Penuh makna tentang persahabatan dan kecemasan sosial
Gaya visual warna-warni dan premis tentang alien yang ingin belajar memancing memang terdengar absurd. Tapi Tsuritama adalah metafora brilian tentang rasa cemas, isolasi sosial, dan pentingnya koneksi manusia. Tontonan ulang bikin kita lebih menghargai bagaimana anime ini menyampaikan isu serius dengan cara yang ceria dan menyentuh.
Jangan tertipu gaya artsy-nya—isinya dalam banget.
4. Aku no Hana (Flowers of Evil)
🖤 Dikira: Animasi aneh dan bikin nggak nyaman
🌪️ Ternyata: Eksperimen seni yang berhasil
Anime ini sempat jadi kontroversi karena menggunakan rotoscope (teknik animasi berdasarkan rekaman nyata), membuat visualnya tampak janggal. Tapi di balik tampilannya yang tidak lazim, Aku no Hana menyuguhkan cerita coming-of-age psikologis yang intens, gelap, dan mengguncang batin. Menonton ulang dengan perspektif “seni” membuat kita menghargai betapa beraninya anime ini keluar dari pakem.
Kalau kamu suka eksplorasi jiwa manusia, ini wajib diberi kesempatan kedua.
5. From the New World (Shinsekai Yori)
🔮 Dikira: Terlalu lambat dan terlalu kompleks
📜 Ternyata: Epik distopia yang penuh misteri moral
Episode-episode awal anime ini terasa lamban dan penuh istilah asing. Tapi begitu kamu bertahan dan kemudian nonton ulang, kamu akan mulai menyusun potongan-potongan narasi yang tersebar di sepanjang cerita. Shinsekai Yori adalah kisah tentang manipulasi sejarah, rekayasa genetika, dan ketakutan manusia terhadap kekuatan yang tak bisa mereka kendalikan.
Ulangan kedua membuat segalanya terasa lebih jelas—dan lebih menggugah pikiran.